Kamis (21/9)- Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak lebih pendek untuk usianya dan baru nampak setelah anak berusia 2 tahun. Penyebab utama stunting adalah malnutrisi dalam jangka panjang (kronis). Kekurangan asupan gizi ini bisa terjadi sejak bayi masih di dalam kandungan karena ibu tidak mencukupi kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
Rapat koordinasi Tim Percepatan Penuunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten Sijunjung tahun 2023 yang dilaksanakan di Balairung Lansek Manih, laporan kegiatan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kabupaten Sijunjung tahun 2023 disampaikan oleh kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB).
Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat ibu dr. Yessi Kartalina menyampaikan Laporan kasus Stunting bahwa angka Stunting di Kabupaten Sijunjung menurun sebanyak 0,1%.
Kata sambutan yang disampaikan langsung oleh Wakil Bupati H. Iradatillah selaku ketua TPPS Kabupaten Sijunjung sekaligus membuka acara Rakor TPPS Kabupaten Sijunjung tahun 2023. Ketua TPPS meminta camat dan walinagari tetap berkoordinasi bukan untuk hasil akan tetapi untuk memberikan sinergi pada PPS.
Ketua TPPS ini juga menyampaikan tentang angka kelahiran bayi yang lahir dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di kabupaten Sijunjung semakin besar dan semakin tinggi dari bulan Juli sampai dengan bulan Agustus sebanyak 196 anak, angka anak yang lahir dengan BBLR pada bulan agustus sebanyak 27 bayi.
Pernikahan dini menyebabkan tingginya kelahiran anak yang berpotensi BBLR dan menyebabkan tingginya angka stunting, Wabup berpesan TPPS harusnya menyisir dari remaja terlebih dahulu karena pentingnya bekal bagi para remaja untuk merencanakan kehidupan masadepannya sehingga pembinaan terhadap remaja diharapkan dapat menekan pernikahan dini dan BBLR serta lahirnya anak-anak yang berpotensi stunting.
Peran niniak mamak sangat penting untuk mencegah terjadinya pernikahan dini di tingkat nagari guna menghindari lahirnya BBLR dan Stunting “ harus adanya laporan setiap nagari dan kecamatan tentang anak-anak yang akan menikah untuk menghindari terjadinya penikahan dini dan antisipasi stunting dan BBLR, factor ekonomi dan pendidikan juga sangat penting untuk mengedukasi remaja ” ujar ketua TPPS itu.
Ketua TPPS juga menekankan agar DPPKB dan OPD terkait untuk berkolaborasi membantu masyarakat yang perekonomiannya lemah dan menyediakan sanitasi yang memadai.