Minggu, Agustus 3, 2025
Beranda blog Halaman 7

Pentingnya Pola Asuh dan Kebutuhan gizi Untuk Tumbuh Kembang Anak Agar Terbebas Dari Stunting

Pola asuh merupakan parental control yaitu bagaimana orang tua mengontrol, membimbing dan mendampingi anak-anaknya untuk menyelesaikan tugas-tugas pekembangannya menuju proses pendewasaan. Pola parenting ini nantinya bisa berpengaruh terhadap banyak aspek dalam kehidupan anak hingga ia dewasa, mulai dari sisi akademik, kesehatan mental, pola hidup, hingga kehidupan sosialnya.

Sosialisasi tentang pentingnya pola asuh dan kebutuhan gizi untuk terbebas dari stunting diadakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) di gedung KUD depan puskesmas Kamang Baru (15/11). Kegiatan ini dihadiri oleh ketua TP-PKK Kabupaten Sijunjung Ny. Riri Benny Dwifa, sekretaris DPPKB, camat Kamang Baru, PKB Kamang Baru, kader BKB dan ibu yang mempunyai balita.

Stunting merupakan isu yang menjadi prioritas nasional. Stunting akan berdampak buruk dalam jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak, perkembangan emosi dan akan berdampak pada psikologis anak. Prevelensi stunting di Indonesia sebesar 21,6%, sementara target yang ingin dicapai pada tahun 2024 adalah sebesar 14%, untuk itu peran keluarga sangat penting untuk terwujudnya Indonesia tanpa Stunting.

“pola asuh orang tua terhadap anak sangatlah berpengaruh bagi tumbuh kembang dan proses anak kita menuju dewasa, anak kita juga membutuhkan gizi yang seimbang, makanan yang sehat dan lingkungan hidup yang layak” ujar Ny. Riri.

“berdosa kita buk kalau kita tidak bisa menjaga anak-anak kita dengan baik, kita tidak bisa mencukupi kebutuhannya, kita tidak bisa memberikan gizi yang cukup bagi tubuh anak-anak kita, kita lalai dalam mendidik dan bahkan tidak bisa memberikan fasilitas pendidikan yang layak kepada anak kita” ujar Ny. Riri lagi.

Pola asuh yang tepat dan baik akan menjadikan anak terbebas dari Stunting serta gizi yang seimbang juga sangat dibutuhkan oleh anak, dimana gizi seimbang merupakan susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dengan jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip dan pilar hidup seimbang.

Kegiatan pentingnya pola asuh dan kebutuhan gizi untuk tumbuh kembang anak agar terbebas dari stunting di Kamang Baru ini ditutup dengan sesi tanya jawab, Ny. Riri dan DPPKB berharap agar orang tua berperan aktif dan memperhatikan tumbuh kembang anak mereka dengan baik, agar tidak Permintaan Personil terjadinya risiko stunting/ anak yang lahir stunting terminimalisis.

Sahara.

Disemniasi Kampung KB di Kecamatan Lubuk Tarok

Kampung KB atau yang disebut dengan kampung Keluarga Berkualitas didefinisikan sebagai satuan wilayah setingkat desa dimana terdapat integrasi dan konvergensi penyelenggaraan pemberdayaan dan penguatan institusi keluarga dalam seluruh dimensinya guna meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, keluarga dan masyarakat.

Dalam kegiatan penguatan kampung Keluarga Berkualitas yang dilaksanakan di Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung, kegiatan ini dihadiri oleh sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) kabupaten Sijunjung Hendri Nurka, S. Sos, M.Si, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Nagari Joni Antonius, S. Hut.T, camat Kecamatan Lubuk Tarok, beberapa perwakilan Wali Nagari yang ada di Kecamatan Lubuk Tarok, dan PLKB yang ada di Lubuk Tarok. Kegiatan ini dilaksanakan di gedung UDKP kecamatan Lubuk Tarok.

Awalnya kampung KB singkatan dari kampung Keluarga Berencana dan kini telah dimodifikasi menjadi Kampung Keluarga Berkualitas. Kampung Keluarga Berencana merupakan Satuan wilayah setingkat  Desa/Kelurahan dengan  kriteria tertentu dimana  terdapat keterpaduan  Program Bangga Kencana dan  pembangunan sektor terkait  dalam upaya meningkatkan  kualitas hidup keluarga dan  masyarakat, sedangkan Kampung Keluarga Berkualitas merupakan satuan wilayah setingkat desa dimana terdapat integrasi dan konvergensi penyelenggaraan pemberdayaan dan penguatan institusi keluarga dalam seluruh dimensinya guna meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, keluarga dan masyarakat. Kampung Keluarga Berkualitas Menekankan bahwa  kualitas keluarga merupakan tujuan dari program ini, dengan  lokus wilayah setingkat  desa sebagai outreach  (perluasan) jangkauan  program serta dampak  yang diinginkan.

Kampung Keluarga Berkualitas memiliki enam prinsip antara lain, Kampung Keluaíga  Beíkualitas meíupakan  istilah yang baku (tidak  diganti dengan istilah yang  lain), Pelayanan yang dibeíikan  teíintegíasi antaía  píogíam Bangga Kencana  dengan lintas sektoí  teíkait, Membina dan  meningkatkan keseítaan  beí-KB, Dibentuk untuk  menguatkan institusi  keluarga serta fungsi keluarga dalam kehidupan sehari-hari, Merupakan gerakan yang  diprakarsai serta  melibatkan masyarakat secara aktif dan tidak bermuatan politis didalamnya.

“ kalo kita membentuk kampung Keluarga Berkualitas ini akan memudahkan kita dalam sarana prasarana untuk melakukan kegiatan dan dana nya pun akan lebih mudah untuk didapatkan sebab kampung Keluarga Berkualitas ini tidaklah susah, jadi kita tidak akan diribetkan dengan pembentukan kampung Keluarga Berkualitas ini” tukas joni.

“kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam kampung Keluarga Berkualitas juga sama dengan kegiatan yang sudah ibu-ibu kader lakukan, jadi untuk apa takut membentuk nagari kita, jorong kita sebagai Kampung Keluarga Berkualitas” tukas joni lagi.

Kampung Keluarga Berkualitas ini memiliki tujuan langsung dan tidak langsung,  yang mana sasaran langsung dari kampung KB ini yaitu keluarga, pasangan usia subur, balita, remaja dan lansia. Sasaran tidak langsung dari kampung KB ini yaitu pemerintah desa, toko-toko masyarakat, organisasi masyarakat, dan petugas lapangan dan stakeholder.

Keberhasilan dari kampung KB sendiri mempuyai output dan input yang akan menghasilkan outcome yang mana outcome dari kampung KB ini adalah Pelaksanaan 8 fungsi di  masing-masing keluarga  dengan menggunakan  indeks pembangunan  keluarga (IBANGGA).

Dasar penyelenggaraan kampung Keluarga Berkualitas

  1. terdapat dalam inpres No 3 Tahun 2022, tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung Keluarga
  2. SE Mendagri No 843.4/2879/SJ, tentang Intensifikasi Kampung Keluarga Berkualitas
  3. Surat Dirjen Bina Pembangunan Daerah Nomor 400.9.6/345/Bangda tanggal 13 Januari 2023 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas
  4. Kebijakan dari masing-masing kepala daerah baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten
  5. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023 Tentang Tim  Koordinasi Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas.

Kegiatan penguatan kampung Keluarga Berkualitas di Kecamatan Lubuk Tarok ini ditutup dengan sesi tanya jawab dari audien, dan foto bersama.

Tren Prevalensi Stunting di Kabupaten Sijunjung Menurun

0

Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2021, Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan Gizi Kronis dan Infeksi Berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya dibawah standar yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang Kesehatan.

Stunting adalah masalah yang sangat kompleks dan menjadi prioritas Nasional, Sesuai dengan amanat Presiden RI mengenai percepatan dan penurunan Stunting demi mewujudkan Indonesia Emas 2045. Kementrian Keuangan telah menyiapkan anggaran untuk menangani kasus Stunting yang terdiri dari anggaran untuk Kementrian/Lembaga di Pemerintah Pusat, Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan Non Fisik. Dengan Anggaran yang tersedia tersebut diharapkan Kasus Stunting dapat menurun dengan target 14% di Tahun 2024.

Berdasarkan Data yang bersumber dari SSGI 2021 dan 2022 terdapat 7 Kabupaten/Kota mengalami Kenaikan Kasus Stunting diantaranya Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Agam dan Kota Padang. Selain itu ada 12 Kabupaten/Kota yang dimana Kasus Stunting nya mengalami penurunan salah satunya yakni Kabupaten Sijunjung. Tren Prevalensi Stunting di kabupaten Sijunjung Menurun 0,1%, semula pada tahun 2021 30,1% menjadi 30,0% di tahun 2022.

Perlu adanya Intervensi yang lebih kuat agar kasus stunting di Kabupaten Sijunjung bisa menurun drastis dengan mengupayakan Koordinasi Lintas Sektor, bukan hanya peran satu OPD melainkan banyak OPD dibawah Arahan Ketua TPPS.

Indikator Penilaian SSGI merupakan Hal yang penting agar menjadi catatan Tim Percepatan Penurunan Stunting untuk dasar Intervensi Penurunan Kasus Stunting. Ada 2 Indikator Penilaian SSGI yakni Indikator Gizi Spesifik dan Indikator Gizi Sensitif. Adapun Komponen dari Indikator yang dimaksud yaitu :

Indikator Gizi Spesifik :

  1. Pemeriksaan Kehamilan ( Antenatal Care)
  2. Imunisasi Rutin dan Dasar Lengkap Pemantauan Pertumbuhan Balita
  3. Tablet Tambahan Darah Ibu Hamil dan Remaja Putri
  4. Akses Pencarian Pengobatan Balita Sakit
  5. Pemberian Obat Cacing
  6. Pemberian Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil

Indikator Gizi Sensitif :

  1. Akses Sanitasi Layak
  2. Jaminan Kesehatan
  3. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
  4. KB
  5. Bantuan Sosial Rumah Sehat
  6. Ketahanan Pangan Keluarga
  7. Keragaman Pangan Balita

Salah satu peran Ibu Ketua TP PKK Kabupaten Sijunjung dalam merealisasikan Indikator Gizi Sensitif yaitu pada aspek Pendidikan Anak Usia Dini.

  • Kunjungan Ketua TP PKK Sekaligus Bunda Paud Kabupaten Sijunjung Ke PAUD Surya Kencana SPNF SKB Sijunjung.

Pentingnya membentuk Generasi yang lebih baik guna untuk masa depan yang lebih Cerah.Afryan/DPPKB

Tekan Angka Stunting di Sijunjung, Kepala BKKBN Pusat Hadiri Gebyar Temu Kader

0

MC Sijunjung- Kabupaten Sijunjung dikunjungi Kepala BKKBN Pusat, dr.Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dalam rangka gebyar temu kader percepatan penanganan stunting di Gedung Pancasila, Senin (30/5).

Kedatangan Kepala BKKBN Pusat, dr.Hasto Wardoyo, Sp.OG tersebut disambut langsung Sekretaris Daerah Sijunjung, Zefhihan, Plt.Kadis Pengendalian Penduduk dan KB, Kardi Ray, Plt Kadis Kominfo David Rinaldo di Bandara Internasional Minang Kabau, Senin pagi.

Dalam arahan Hasto menjelaskan ada pun tujuan saya ke Sijunjung ialah dalam rangka untuk menerapkan program dan mengedukasi kader dalam percepatan penanganan stunting di Sumbar, khususnya di Kabupaten Sijunjung.

Dikatakan Hasto, gebyar temu kader menjadi kontributor utama dari penurunan stunting secara nasional jika semua kalangan bertekad dan berjuang bersama-sama untuk mengatasi persoalan yang masih kita temui di lingkungan.

“Saya yakin Sijunjung bisa karena pemerintah pusat secara serius menangani persoalan stunting dari sektor hulu hingga hilir”

“Peran pemerintah daerah, mulai dari tingkat provinsi, kabupaten dan kota, kecamatan, kelurahan hingga desa harus kita gerakkan untuk menurunkan angka stunting di masyarakat,”Ungkapnya

“Penanganan stunting dari siklusnya memang harus dari remaja melalui pemberian tablet penambah darah untuk mencegah anemia bagi remaja putri, bagaimana intervensi pada saat kehamilan, intervensi gizi pada saat bayi balita dimana siklusnya harus dipahami semua,”Terangnya

ia mengapresiasi Bupati Sijunjung dan jajaran dalam upaya yang telah dan yang akan di lakukan dalam penekanan angka stunting hingga di bawah 14 persen pada 2024.

Wakil Gubernur Sumatera Barat mengatakan peningkatan ilmu pendidikan dan pengetahuan orang tua terhadap tahapan-tahapan penanganan stunting sangat perlu ditingkatkan

Semoga kegiatan ini bisa membawa berkah dan dan manfaat untuk Sijunjung dalam penekanan angka stunting khususnya dan Sumatera Barat secara umumnya.

Bupati Sijunjung, Benny Dwifa Yuswir dalam sambutannya mengatakan langkah strategis kita kedepan dengan kolaborasi dan melibatkan semua elemen yang ada sehingga program bisa sampai dan tempat sasaran.

Dikatakan Bupati, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi, Dengan angka 30 persen hari ini, muda-mudahan tahun 2024 mendatang kita bisa tekan angka stunting hingga dibawah 14 persen dari target yang ditetapkan nasional.

“Hal yang berkaitan dengan stunting, gizi dan pendampingan calon pengantin akan terus kami terus kami dilakukan,”Ungkapnya.

“Selain itu upaya kita untuk menekan stunting ialah dengan mendirikan dapur sehat melalui pendamping keluarga yang mana akan kita buka di masing-masing Nagari dan di titik yang mana kita temui stanting lebih banyak, “Jelasnya

“Dapur sehat hendankya bisa menjadi contoh untuk ibuk-ibu yang lain dalam menyajikan makanan sehat,”Harapnya

Plt.Kadis Pengendalian Penduduk dan KB, Kardi Ray dalam laporannya mengatakan kegiatan ini diikuti sebnyak 500 peserta yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader dalam rangka pencegahan, percepatan dan penurunan stunting di Sijunjung yang merupakan program prioritas Nasional (Pro-PN).

Turut Dihadiri, Deputi Bidang Adpin BKKBN RI Sukaryo Tegus Santoso, Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Fatmawati, Wakil Bupati Sijunjung, Iraddatillah, unsur Forkopimda, Wakil Ketua TP-PKK, Kepala OPD se- kabupaten Sijunjung dan undangan lainnya.Noven/infopublik.sijunjung.go.id

Kepala BKKBN Pusat Kunker ke Sijunjung, Bawa Program Strategis Penanganan Stunting

0

MC Sijunjung – Kabupaten Sijunjung akan dikunjungi Kepala BKKBN pusat, dr.Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dalam rangka gebyar temu kader percepatan penanganan stunting. Sijunjung menjadi daerah pilihan untuk penerapan program penanganan stunting dari pemerintah pusat.

Kedatangan Kepala BKKBN ke Sijunjung untuk menerapkan program dan mengedukasi kader dalam percepatan penanganan stunting di Sumbar, khususnya di Kabupaten Sijunjung.

Kunjungan kerja kepala BKKBN ke Sijunjung direncanakan selama tiga hari, mulai dari  tanggal 29-31 Mei mendatang. Selain temu kader, Kepala BKKBN juga diagendakan beberapa kegiatan lainnya di Kabupaten Sijunjung.

Plt.Kadis Pengendalian Penduduk dan KB, Kardi Ray didampingi Plt.Kadis Kominfo Sijunjung, David Rinaldo menjelaskan, persoalan stunting saat ini menjadi isu nasional, terutama dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan angka stunting meningkat secara nasional.

“Persoalan stunting ini menjadi perhatian secara nasional, baik tingkat provinsi maupun kabupaten. Karena secara nasional angka stunting ini mengalami kenaikan, terutama dampak dari pandemi covid-19 kemarin,” tuturnya, Selasa (24/5).

Kabupaten Sijunjung menjadi daerah pertama yang dikunjungi pemerintah pusat dalam penerapan program penangana stunting, yang nantinya juga menjadi referensi bagi daerah lain.

“Kita di Sijunjung mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat, sehingga program penanganan stunting dari pusat nantinya bisa diterapkan dengan baik di Sijunjung,” ujarnya.

Selain itu, dengan kedatangan Kepala BKKBN ke Sijunjung diharapkan program strategis dari pusat bisa mendorong pembangunan Sijunjung.

“Kita berharap nantinya, setelah kunjungan ini, Kabupaten Sijunjung bisa menjadi daerah percontohan percepatan penanganan stunting, karena persoalan stunting ini sudah menjadi isu secara nasional, terutama dampak dari pandemi kemarin,” jelasnya.

Selain itu, dengan adanya komunikasi yang baik antara Pemkab Sijunjung dengan kementrian, pada tahun ini Sijunjung mendapat alokasi anggaran dari APBN sebesar Rp3,7 miliar di dinas Dalduk KB, termasuk untuk penanganan stunting.

“Program penganan stunting kita terus berjalan, karena memang ini termasuk program prioritas yang harus dituntaskan dan tertera di RPJMD. Termasuk bantuan DAK dari pusat tadi kita fokuskan kesini,” paparnya.

Penanganan stunting melibatkan banyak pihak serta membutuhkan peran seluruh elemen masyarakat. “Stunting dilatarbelakangi oleh beberapa faktor diantaranya, pola asuh, pola makan dan sanitasi. Tiga aspek ini memiliki cakupan yang luas dan banyak pihak yang berperan disana,” sebut Kardi Ray.

Sedangkan dari segi sosial, stunting juga dipengaruhi sejumlah faktor lainnya termasuk ekonomi, kesehatan, lingkungan, pangan dan sumber daya manusia (SDM). (Rls/dcko)

Tingkatkan Kesejahteraan Keluarga, Dinas Dalduk dan KB Sijunjung Adakan Sosialisasi Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera

0

MC Sijunjung – Sebagai upaya mendukung pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sijunjung mengadakan sosialisasi Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) bagi Camat, Kepala Puskesmas dan Koordinator Penyuluh KB se-Kabupaten Sijunjung.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sijunjung, Zefnihan di Aula Wisma Keluarga Muaro, Selasa (15/2/22).

Dalam arahannya, Sekda Sijunjung, Zefnihan mengatakan keberadaan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera sangat penting untuk masyarakat.

“PPKS sebagai tempat untuk konsultasi berbagai persoalan terkait dengan kesejahteraan keluarga yang ada di Kabupaten Sijunjung,” ujarnya.

Oleh sebab itu, sebut Sekda, PPKS salah satu layanan konseling untuk masyarakat yang memiliki permasalahan keluarga, remaja, keluarga berencana, kesehatan reproduksi serta keluarga balita, anak dan lansia.

“Diharapkan masyarakat kita bisa memanfaatkan layanan konseling ini untuk mendapatkan solusi atas permasalahan yang dihadapi,” terangnya.

Sementara, Kepala Dinas Dalduk dan KB, Rina Delfita menyebutkan tujuan kegiatan itu untuk memberikan penyuluhan atau komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), konseling dan rujukan dalam permasalahan keluarga secara gratis dan berbasis institus.

“Mari kita samakan persepsi tentang peran dan fungsi PPKS disetiap tingkatan dan pada akhirnya diharapkan PPKS ini terbentuk sehingga dapat difungsikan disetiap Kecamatan,” kata Rina.

Menurutnya, optimalisasi pelayanan konseling perlu diupayakan agar terwujud peningkatan kualitas pelayanan publik, perluasan jangkauan baik melalui sosialisasi dan promosi.

“Mudah-mudahan dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik kebahagiaan lahir maupun batin,” pungkasnya.

Adapun narasumber pada sosialisasi Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) dari BKKBN Provinsi Sumatera Barat dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sijunjung.(Dicko)